Jumat, 19 November 2010

tugas bahasa indonesia jenis paragraf

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. W. W.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.

Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya

Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada bapak, dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah bahasa Indonesia. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Bukittinggi, November 2010



Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………… 3
BAB11 PARAGRAF
2.1 Paragraf deduktif……………………………………………………… 4
2.2 Paragraf induktif..................................................................................... 4
2.3 Paragraf deduktif-induktif …………………………………………..... 5

BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..... 6
DAFTAR PUSTAKA

























BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sebuah paragraf memiliki beberapa kalimat yang membicarakan sebuah masalah atau hal. Masalah dalam sebuah paragraf merupakan inti dari sebuah paragraf yang dituangkan dalam sebuah kalimat utama. Selanjutnya, kalimat utama tersebut dikembangkan dengan beberapa kalimat pengembang yang disebut kalimat penjelas.
Letak kalimat utama dalam sebuah paragraph ada yang di awal paragraph (paragraf deduksi ), kemudian diikuti beberapa kalimat penjelas. Ada pula kalimat utama yang terletak di akhir paragraf (paragraf induksi). Ini berarti paragraf dimulai dengan beberapa kalimat penjelas dan ditutup dengan kalimat utama. Kalimat utama juga berada di awal dan di akhir paragraf ( pararaf deduksi –induksi), yaitu dimulai dengan kalimat utama, kemudian diikuti dengan kalimat penjelas, dan diakhiri lagi dengan kalimat utama.
1.2 Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menemukan perbedaan antara paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif.
1.3 Rumusan Masalah
• Apakah yang dimaksud dengan paragraf deduktif?
• Apakah yang dimaksud dengan paragraph induktif?
• Apakah yang dimaksud dengan paragraf deduktif-induktif?
• Apakah perbedaan antara 3 jenis paragraf tersebut?
BAB 11
PARAGRAF DEDUKTIF,
INDUKTIF, DAN DEDUKTIF INDUKTIF

2.1 Paragraf Deduktif
Pengguna Jalan tol akan merasakan nilai tambah melalui jalan tersebut. Secara tidak langsung, selama mereka berkendaraan di jalan tol, mereka dapat menikmati pemandangan yang cukup indah di kedua sisi jalan tanpa mengurangi konsenterasi saat menjalankan kendaraan. Udara di sepanjang jalan terasa segar. Kemacetan berlalu lintas jarang terjadi. Pengguna jalan pun cepat sampai di tempat tujuan.

2.2 Paragraf Induktif
Banyak pengguna jalan tol menjalankan kendaraannya dengan kecepatan supertinggi, jauh melebihi batas kecepatan yang tertera di rambu-rambu. Kita sering menjumpai pengguna jalan tol mendahului kendaraan lain dari samping kiri jalan (shoulder) yang sebetulnya dilarang. Ada pula pengemudi yang mengundang petaka, baik untuk dirinya sendiri maupun pengguna jalan lain dengan cara menyalip kendaraan dengan melju kencang. Jadi, sering kali kita jumpai pengguna jalan tol yang sama sekali tidak peduli dengan ramu-rambu lalu lintas yang ada di jalan tol.



2.3 Paragraf Deduktif-Induktif
Kecelakaan di jalan tol banyak disebabkan oleh pengemudi kendaraan ( sopir ). Mereka menjalankan kendaraannnya dengan kecepatan supertinggi, melebihi batasan kecepatan yang tertera di rambu-rambu. Ada yang mendahului kendaraan lain dari samping kiri jalan (shoulder) yang sebetulnya dilarang. Ada pula pengemudi yang mengundang petaka, baik untu dirinya sendiri maupun pengguna jalan lain dengan cara menyelinap kendaraan dengan melaju kencang. Begitu banyak kecelakaan di jalan tol disebabkan oleh pengemudi kendaraan itu sendiri.















BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebuah paragraf memiliki beberapa kalimat yang membicarakan sebuah masalah atau hal. Masalah dalam sebuah paragraf merupakan inti dari sebuah paragraf yang dituangkan dalam sebuah kalimat utama. Selanjutnya, kalimat utama tersebut dikembangkan dengan beberapa kalimat pengembang yang disebut kalimat penjelas.
Letak kalimat utama dalam sebuah paragraph ada yang di awal paragraph (paragraf deduksi ), kemudian diikuti beberapa kalimat penjelas. Ada pula kalimat utama yang terletak di akhir paragraf (paragraf induksi). Ini berarti paragraf dimulai dengan beberapa kalimat penjelas dan ditutup dengan kalimat utama. Kalimat utama juga berada di awal dan di akhir paragraf ( pararaf deduksi –induksi), yaitu dimulai dengan kalimat utama, kemudian diikuti dengan kalimat penjelas, dan diakhiri lagi dengan kalimat utama.
















DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1975. Sari kesusasteraan Indonesia Jilid 1. Bandung: Pustaka Prima.

tugas fisika tentang thermodinamika

THERMODINAMIKA


Oleh:
Gita Opira
Hardi Nofrian
Hayatul Husna
M.Yasir Habibi
Khairul
( D-111 Keperawatan 1B)





Dosen Pembimbing:
Drs. Mulyadi, M.Si. Dt Basa




Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis
Bukittinggi
2010/2011
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. W. W.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.

Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya.

Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada bapak, dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah Fisika Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Bukittinggi, Oktober 2010



Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3
BAB11 TERMODINAMIKA
2.1 Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme …………………… 4
2.1.1 Termometrik .............................................................................. 5
2.2 Persamaan energi termodinamika......................................................... 11
2.3 Metabolisme, keseimbangan energi dan pengaturan suhu.................... 16
2.4 Perpindahan panas................................................................................. 20
2.5 Energi panas pada kedokteran............................................................... 22
2.5.1 Efek Panas................................................................................... 22
2.5.2 Penggunaan energi panas pada pengobatan............................... 22
2.6 Energi dingin dalam kedokteran........................................................... 23
2.7 Termografi............................................................................................ 23
2.8 Contoh soal termodinamika.................................................................. 24

BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 26













BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan ). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang enersi yang berubah-rubah karena pergiliran panas dan usaha yang dilakukan.
Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian dan pnyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpidahan yang mengakibatkan terlaksanya suatu usaha.

1.2 Tujuan Pembahasan
Tujuan membuat makalah ini adalah agar seorang perawat dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu fisika tentang thermodinamika ini.

1.3 Rumusan Masalah
• Apakah pengertian dari termodinamika ?
• Apakah yang dimaksud dengan termometrik?
• Apa sajakah macam-macam dari termometer?
• Apa sajakah hukum-hukum thermodinamika?
• Bagaimana pengaturan suhu tubuh?
• Bagaimana pengantaran panas?
• Apakah yang dimaksug dengan termografi dan hal yang berkaitan dengan termografi?








BAB 11
PEMBAHASAN
(THERMODINAMIKA)

2.1 Hukum Thermodinamika dan Metabolisme
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan ). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang enersi yang berubah-rubah karena pergiliran panas dan usaha yang dilakukan.
Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian dan pnyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpidahan yang mengakibatkan terlaksanya suatu usaha.
Dengan demikian thermodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu fisika.dalam mempelajari ilmu termodinamika bukanhanya fenomena suhu tetapi juga tuntunan logika, sifat gas, larutan zat padat dan reaksi kimia.

2.1.1 TERMOMETRIK
Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah. Pengamatan secara itu disebut pengamatan yang kwalitatif yang justru dapat menyesatkan. Justru itulah diperlukan alat pengukuran agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.contohnya dengan menggunakan thermometer.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

Ada bermacam-macam termometer menurut cara kerjanya:
 Termometer raksa
 Termokopel
 Termometer inframerah
 Termometer Galileo
 Termistor
 Termometer bimetal mekanik
 Sensor suhu bandgap silikon
 merkuri termo
 Termometer alkohol
2.1 HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
 Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
 Hukum Pertama Termodinamika
Hukum I Termodinamika

Kerja dilakukan saat seseorang beraktivitas seperti bekerja, berjalan, berolah raga, mengangkat beban yang berat. Kerja membutuhkan energi. Energi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan sel, untuk menggantikan sel-sel lama yang tua dan sudah rusak. Proses perubahan energi dalam mahluk hidup atau organisme diseu=but metabolisme.


ΔU = Q – W

Kerja yang dilakukan oleh tubuh manusia, umumnya ditandai dengan penurunan energi dalam tubuh juga temperatur tubuh. Untuk mencapai kesetimbangan ada energi yang perlu ditambahi atau dikurangi. Energi dalam tubuh Q tidak hanya diberikan kepada organisme, karena subu tubuh biasanya lebih tinggi maka kalor Q dari tubuh akan bergerak ke luar menuju lingkungan. Energi dalam tubuh bersumber dari makanan (energi potensial kimia).
Pada sistem tertutup, energi dalam hanya berubah dalam bentuk aliran kalor atau kerja yang dilakukan. Pada sistem terbuka, (seperti hewan) energi dalam dapat mengalir ke luar dan ke dalam sistem. Kecepatan metabolisme adalah kecepatan di mana energi dalam di ubah di dalam sistem (tubuh). Kecepatan ini dinyatakan dalam watt atau kkal/jam.
Untuk manusia dengan massa tubuh rata-rata 65 kilogram berikut tabel kecepatan metabolisme :

Kegiatan Kecepatan metabolisme
(perkiraan pendekatan)
Kkal/jam Watt
Tidur 60 70
Duduk tegak, bekerja di meja, bersantai 100 115
Kegiatan ringan (makan, berpakaian, pekerjaan rumah tangga) 230
Kegiatan sedang (bermain tenis, berjalan) 400 460
Berlari (15 km/jam) 1000 1150
Bersepeda (balap sepeda) 1100 1270


Contoh Kasus :
Berapa besar energi yang diubah dalam 24 jam oleh seseorang yang massanya 65 kg dengan menghabiskan waktu 8 jam untuk tidur, 1 jam melakukan pekerjaan fisik sedang, 4 jam kegiatan ringan, 11 jam bekerja di meja atau bersantai ?

Penyelesaian :
Dalam 1 jam ada 3600 detik, maka energi totalnya adalah :
Q total = { 8 jam x 70 J/s + 1 jam x 460 J/s + 4 jam x 230 J + 11 jam x 115 J/s} x 3600 s
Q total = 1,15 x 107 joule
Karena 1 kkal = 4,19 x 103 joule, maka 1,15 x 107 joule = 2800 kkal.

Catatan : orang ini memerlukan asupan makanan dengan nilai energi total 2800 kkal atau jika orang ini ingin menurunkan massa badan harus mengurangi energi sebesar 2800 kkal dan sebaliknya jika ingin menambah berat badan.
Kapasitas Panas & Panas Jenis
• Kapasitas panas suatu zat  banyaknya panas yg diperlukan utk menaikkan suhu zat itu dg 1 K
• Jika suhu zat itu naik dg dT dan kapasitas panas jenis itu C  panas yg diperlukan
d’Q = C dT
• Jadi kapasitas panas zat itu 
C = d’Q/dT
• Pada umumnya kapasitas panas C berubah dg suhu T, C fungsi T
• Berarti kenaikan suhu dari 273 K menjadu 274 K diperlukan panas yg berbeda dg kenaikan dari 300 K ke 301 K. Kapasitas rata-rata dpt dirumuskan

Kapasitas Panas & Panas Jenis
• ....
• Sistem yg mempunyai kapasitas panas sanagt besar yg walaupun ada panas yg keluar / masuk sistem, tetapi fluktuasi suhunya kecil /relatif tidak berubah dsb reservoir panas
Panas Transformasi
 Entalpi
Bentuk Umum Hukum Pertama
• Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg ∆U = Q – W
• ∆U  perubahan tenaga dakhil sistem
• Q  panas yg masuk/keluar dari sistem
• W  Usaha yg dilakukan thp sistem
• Tenaga dakhil  jumlah tenaga kinetik dan tenaga potensial molekul-molekulnya (pada gas sempurna molekulnya tdk tarik-menarik)
• Perumusan di atas tdk meninjau kemungkinan sistem yg bergerak nisbi thp lingkungan
Bentuk Umum Hukum Pertama
• Mekanika  ∆Ek = W (tenaga kinetik benda = usaha yg dilakukan thp sistem)
• Termodinamika  W-nya (-)  ∆Ek = -W
• Pada suatu proses, tenaga kinetik maupun tenaga dakhil dapat berubah yg disebabkan oleh arus panas ataupun usaha
• Sehingga hukum pertama dapat ditulis :

• Wt  Usaha total (usaha sistem sendiri, juga gaya-gaya yg lain
• Usaha tersebut karena gaya konservatif maupun nonkonservatif
 Wt = Wk + Wnk
Bentuk Umum Hukum Pertama
• Rumus hukum pertama termodinamika menjadi
• Menurut mekanika besar usaha oleh gaya konservatif, misalnya gaya gravitasi Wk = -∆Ep, pada termodinamika menjadi Wk = ∆Ep
• Jika Wk dalam pers. 4-47 dibawa ke ruas kiri hasilnya adalah



 Hukum II Termodinamika

Pernyataan RJE Clausius (1822-1888) :
Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas menuju benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas.

Pernyataan di atas kemudian dikembangkan menjadi mesin kalor yaitu alat yang mengubah energi termal menjadi kerja mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil.
Mesin nyata menggunakan mesin Carnot dapat mencapai efisiensi 60% – 80%.

Pernyataan Kelvin-Planck :
Tidak ada alat yang efek tunggalnya untuk mengubah sejumlah kalor menjadi kerja seluruhnya.
(tidak ada mesin yang sempurna efisiensi 100%) = kontradiksi terjadi pada mesin kapal, jika mesin kapal tidak memerlukan reservoar temperatur rendah untuk tempat pembuangan kalor, kapal tersebut dapat berlayar melintasi samudra dengan menggunakan sumber energi dalam dari air laut.

Mesin Pendingin

Cp =
Q = kalor yang diserap (dari tandon rendah)
W = usaha yang dilakukan mesin pendingin

QH – QL = W, QH = kalor yang dilepaskan ke tandon tinggi
W adalah kerja untuk memindahkan kalor dari tandon rendah ke tandon tinggi.

Pernyataan Clusius dan Kelvin-Planck
ttg Hukum Kedua
 Perubahan entropi total ini negatif karena T1  Berarti entropi menurun,  menurut hukum kedua proses tsb tdk dapat terjadi
 Pada refrigerator arus panas mengalir dari reservoir suhu rendah ke suhu tinggi, tetapi arus panas tidak sama besar
 Pada proses tsb, Panas yg dihasilkan bukan satu-satunya produk, masih ada usaha yg dilakukan pada mesin
 Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua  suatu proses siklis tidak mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah arus panas Q yang mengalir keluar dari suatu reservoir pada suhu tertentu dan seluruhnya dapat diubah menjadi usaha mekanik
 Proses tsb tidak bertentangan dg hukum pertama, tetapi bertentangan dg hukum kedua












 Andaikan proses tersebut berlangsung, reservoir
mengalami penurunan entropi sebesar dan tidak
ada kompensasi kenaikan entropi pada sistem lain
 Kesimpulannya à proses itu tidak mungkin terjadi
 Pada mesin pemanas à besar usaha tidak = seluruh arus panas, disamping itu ada sejumlah panas yg masuk ke dalam sistem (reservoir) kedua





 Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2.2 PERSAMAAN ENERGI TERMODINAMIKA

Hukum Gas
• Prinsip pemuaian tidak mampu menjelaskan ekspansi gas
– Ketika gas memuai akan mengisi ruangan
– Volume gas juga tergantung pada tekanan
• Perlu mencari hubungan antara volume, tekanan, temperatur dan massa  Persamaan Keadaan
• Ketika keadaan sistem berubah  akan menunggu sampai terjadi keadaan setimbang



Proses siklis
 Usaha yang dilakukan dan panas yang diberikan hanyalah tergantung pada bagaimana sebuah sistem berubah dari satu keadaan ke keadaan lain, tetapi perubahan energi internal tidak bersifat demikian
 WAB = P(VB – VA) = 2 L.atm
 WCD = P(VD-VC) = -1 L.atm
 Usaha neto = WAB – WCD = 1 L.atm
 Jika energi internal konstan maka harus ditambahkan panas sebesar 1 L.atm



















Proses Isotermal
• Misalkan suatu gas ideal berada pada kontainer dengan piston yang bebas bergerak
– Saat awal keadaan sistem (gas) pada titik A
– Ketika Q diberikan pada sistem  terjadi ekspansi ke B
– Temperatur (T) dan massa gas (m) konstan selama proses



Proses Adiabatik
• Selama proses tidak terjadi transfer panas yang masuk atau keluar sistem
• Perbedaan Diagram PV untuk gas Ideal antara proses adiabtik ( 1 – 2 ) dan isotermal












2.3 METABOLISME, KESEIMBANGAN ENERGI DAN PENGATURAN SUHU

Definisi Metabolisme
Metabolisme didefinisikan sebagai total keseluruhan jenis reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.

Katobolisme
Adalah bagian dari metabolisme yang memecah/menguraikan molekul-molekul besar, dan komplek menjadi lebih kecil, lebih sederhana.
Proses ini terjadi pada digesti, pengambilan gugus hidrogen (dehidrogenasi), gugus karboksil (dekarboksilasi) dan gugus asam amino (deaminasi), oksidasi.

Anabolisme
Adalah bagian dari metabolisme yang menyintesis molekul-molekul yg lebih besar, lebih kompleks, dari molekul kecil dan bahan-bahan yg lebih sederhana.
Contoh anabolisme adalah sintesis glikogen dari glukosa, protein dari asam amino, lemak dari gliserol dan asam lemak, pembentukan antibodi dan enzim.

Adenosin Trifosfat (ATP) Sebagai “aliran energi” dalam metabolisme. Glikogenesis dan Glikogenolisis ATP mengandung energi untuk Membangkitkan sintesis komponen selular sintesisPembentukan ikatan peptida antar asam amino protein Sintesis glukosa dari asam laktat
Sintesis asam lemak dari asetil koenzim A Sintesis kolesterol, fosfolipid, hormon, ureum
Membangkitkan kontraksi otot Ingat fisiologi otot Membangkitkan transpor aktif melewati membrane Ingat kembali fisiologi saraf dan ginjal

Jadi sudah Jelas !
ATP merupakan bahan bakar siap pakai untuk sel-sel tubuh
Terdapat keseimbang pembentukan dan penggunaan ATP

Catatan :
Untuk keseimbangan ATP, sel juga mempunyai fosfokreatin

Fosfokreatin
Merupakan cadangan penyuplai fosfat untuk ATP. Jumlahnya di dalam sel 3-8 kali lebih banyak dibanding ATP.Fosfokreatin+ ADP ATP+Kreatin,Pengaturan Pelepasan Energi, Jika semua energi yg ada dalam makanan keluar dalam waktu yg terlalu singkat atau bersamaan !
Yg terjadi adalah ledakan Hukum Kekekalan Energi Ingat teori enstein E=mc2
Energi makanan yg dikatabolisme dalam tubuh
= energi yg dikeluarkan ketika makanan itu dibakar/dioksidasi di luar tubuh

Energi Makanan dalam Tubuh
Output energi dari makanan
=energi untuk kerja tubuh + simpanan energi + Panas Agar tidak meledak Kecepatan reaksi diatur oleh enzim yg mengkatalisis Pengaturan konsentrasi substrat Adanya rangkaian reaksi Batasan konsntrasi ADP dan ATP Standar Satuan Energi kalori (kal) /Satuan standar energi panas calorie (cal) 1 kilokalori (kkal/kcal/K) = 1000 kalori (kal/cal/k)

untuk mengukur derajat energi
Direct calorimetry
Mengukur energi yg dihasilkan dari pembakaran/oksidasi bahan makanan,
untuk manusia sulit dilakukan
bombAlatnya calorimeter
Protein = 5,3 kcal/g (dalam tubuh 4,1 kcal/g, krn proses oksidasinya tidak lengkap)
Karbohidrat = 4,1 kcal/g
Lemak = 9,3 kcal/g
Indirect calorimetry
Untuk mengukur produksi energi
bisa diketahui dng menghitung bahan2 hasil oksidasi biologis, seperti CO2; H2O ; menghitung hasil katabolisme protein atau menghitung kebutuhan O2 relatif lebih mudah menghitung O2 yang dibutuhkan Pasien diletakkan di ruangan terisolasi saat melakukan berbagai kegiatan dan dihitung produksi energinya Panas adalah produk akhir dari hampir semua pelepasan energi dalam tubuh Tidak semua energi dalam makanan dirubah mjd ATP Sebagian dirubah menjadi panas (35%).
Dari ATP pun sebagian masih menjadi panas ketika digunakan sistim fungsional sistimDari makanan fungsional; energi yg digunakan tidak lebih dari 27 % Faktor-faktor yg mempengaruhi kecepatan metabolisme Faktor yg jg meningkatkan aktivitas kimia dlm sel Kebutuhan energi u aktivitas minimal Seorang pria dng BB 70 kg
berbaring sepanjang hari + 1650 kal
duduk sepanjang hari + 2000-2250 kal
Kerja
Energi naik tangga + 17 kali berbaring
Spesific Dynamic Action (SDA)
Naknya metabolisme krn proses pencernaan/makan (terutama protein, naik 30 %, dibanding karbohidrat 4%)

Usia
Anak-anak lebih cepat dari dewasa (hampir 2 kali lipat)
Hormon Tiroid
Sekresi maksimal, menaikkan 50-100%
Kehilangan total, menurunkan 40-60%
Rangsangan Simpatis
glikogenolisis sel hati,Pelepasan hormon epinefrin/norepinefrin otot, pelepasan panas sel lemak coklat pada bayi
Hormon kelamin pria
10-15% dari wanita
Hormon pertumbuhan
Metabolisme seluler naik 15-20%

Demam
Dengan penyebab apapun, menaikkan 120% tiap 10 derajat C Iklim 10-20% lebih rendah di daerah tropis, dibanding kutub utara (perbedaan sekresi tiroid, hipertiroid banyak di kutub)
Tidur Menurun 10-15% (penurunan tonus otot dan saraf simpatis) Malnutrisi Menurunkan 20-30%

Metabolisme Basal
Metode membandingkan kecepatan metabolisme antara individu kec. Pemakaian energi selama istirahatKeadaan basal absolut, tapi dlm keadaan terbangun. orang itu tdk boleh makan 12 jam terakhir Setelah tidur penuh di malam hari Tidak melakukan pekerjaan berat selama bbrp jam sebelumnya Semua faktor fisik dan psikis dihilangkan Suhu kamar menyenangkan berkisar 68-80 F/ 20-26,6 C.

Menghitung kebutuhan O2 dengan metabolator
Nilainya berkisar Laki2 dewasa60 kal per jam 53 perempuan dewasakal per jam
Kecepatan metabolisme basal kira2 sebanding dengan luas permukaan tubuh
Luas permukaan tubuh dihitung dengan tabel TB & BB
Batas atas 25 %; batas bawah 15%
Sampai tua relatif tidak berubah (variasi 5-10%)
Metabolisme glukosa

Siklus krebs
Electron Transport System (ETS)

Fosforilasi Oksidatif
Rangkuman Pembentukan ATP
secara sederhana
C6H12O6 + O6 + 36 ADP + 36 PO4
6CO2 + 6H2O + 36 ATP + Heat

Metabolisme Lipid
Metabolisme Asam Amino
Metabolisme Lipid dan Protein

2.4 PERPINDAHAN PANAS
Perpindahan panas, juga dikenal sebagai aliran panas, pertukaran panas, atau transfer energi panas adalah gerakan panas dari satu tempat ke tempat lain. Ketika suatu objek pada berbeda temperatur dari sekitarnya, terjadi perpindahan panas sehingga tubuh dan sekitarnya mencapai suhu yang sama pada kesetimbangan termal . perpindahan panas spontan tersebut selalu terjadi dari daerah bersuhu tinggi ke wilayah lain di suhu yang lebih rendah seperti yang disyaratkan oleh hukum kedua termodinamika .
Dalam rekayasa, energi transfer oleh panas antara obyek diklasifikasikan sebagai konduksi panas , juga disebut difusi, dari dua objek dalam kontak, oleh fluida konveksi , yang merupakan campuran fluida daerah dingin dan panas, dan radiasi termal , transmisi elektromagnetik radiasi dijelaskan oleh benda hitam teori. [1] Namun, para insinyur juga mempertimbangkan transfer massa yang berbeda spesies kimia, baik dingin atau panas, untuk mencapai transfer panas.
Ada sejumlah mode yang berbeda, atau fundamental, perpindahan panas:
• Konduksi atau difusi: Transfer energi antara objek dalam kontak fisik
• Konveksi: Transfer energi antara objek dan lingkungannya, karena gerakan fluida
• Radiasi: Transfer energi dari atau ke tubuh dengan emisi atau penyerapan radiasi elektromagnetik
• Transfer Massa: Gerakan benda fisik merupakan pergerakan energi internal





Radiasi
Sebuah batang besi panas merah dari mana perpindahan panas ke lingkungan sekitarnya akan terutama melalui radiasi .
Thermal radiasi adalah perpindahan energi panas melalui ruang kosong oleh gelombang elektromagnetik . Semua benda dengan suhu di atas nol absolut memancarkan energi. menengah Tidak perlu untuk radiasi terjadi, karena ditransfer oleh gelombang elektromagnetik; radiasi berlangsung bahkan di dalam dan melalui yang sempurna vakum . Sebagai contoh, energi dari Matahari berjalan melalui ruang vakum sebelum pemanasan bumi. Radiasi adalah satu-satunya bentuk perpindahan panas yang dapat terjadi dalam ketiadaan segala bentuk media (yaitu, melalui vakum).

konduksi
Api uji digunakan untuk menguji perpindahan kalor melalui firestops dan penetrants digunakan dalam konstruksi listing dan menggunakan persetujuan dan kepatuhan .
Pada skala mikroskopik, konduksi panas terjadi sebagai panas, cepat bergerak atau bergetar atom dan molekul berinteraksi dengan tetangga atom dan molekul, memindahkan beberapa energi (panas) ini atom tetangga. Dengan kata lain, panas dipindahkan oleh konduksi ketika atom berdekatan bergetar terhadap satu sama lain, atau memindahkan elektron dari satu atom yang lain. Konduksi adalah cara yang paling signifikan perpindahan panas dalam padat atau antara objek padat di kontak termal . Cairan (dan terutama gas) kurang konduktif. konduktansi menghubungi Thermal adalah studi konduksi panas di antara tubuh padat dalam kontak.

Konveksi
perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain oleh pergerakan cairan. Kehadiran gerakan massal cairan meningkatkan perpindahan panas antara permukaan padat dan fluida. [3] Konveksi biasanya merupakan bentuk dominan perpindahan panas dalam cairan dan gas. Meskipun sering dibahas sebagai metode ketiga perpindahan panas, konveksi benar-benar menggambarkan efek gabungan dari konduksi dan aliran fluida.
2.5 ENERGI PANAS PADA KEDOKTERAN
Sejak dahulu energi panas banyak digunakan contohnya untuk memijat, pengobatan nyeri yang disebabkan oleh reumatik, dll
2.5.1 EFEK PANAS
 Fisik menyebabkan pemuaian kesegala zat. Baik zat padat,cair dan gas.
 Kimia menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
 Biologis menyebabkan contohnya peningkatan sel darah putih, dll
2.5.2 PENGGUNAAN ENERGI PANAS DALAM PENGOBATAN
Dengan menggunakan metoda sebagai berikut:
 Konduksi Yang tergantung pada luas daerah, perbedaan temperatur, lamanya, dan material konduksi panas.dengan menggunakan handuk panas, mandi uap, lumpur, dll
 Radiasi untuk pemanasan permukaan tubuh.yang terdiri dari lelectric fire dan infra merah
 Elektromagnetis dengan menggunakan gelombang pendek dan mikro.



2.6 ENERGI DINGIN DALAM KEDOKTERAN
Menimbulkan banyak efek yakni:
 Krioadesi
 Krionekresis
 Efek homeostati dan
 Anastesia

2.7 TERMOGRAFI
termografi Inframerah, thermal imaging, dan video termal adalah contoh inframerah ilmu pencitraan . kamera pencitraan termal mendeteksi radiasi di inframerah jangkauan spektrum elektromagnetik (sekitar 9000-14,000 nanometer atau 9-14 pM ) dan menghasilkan gambar radiasi itu, yang disebut Termogram . Karena radiasi infra merah yang dipancarkan oleh semua objek dekat suhu kamar , menurut benda hitam hukum radiasi , termografi memungkinkan untuk melihat's lingkungan satu dengan atau tanpa terlihat iluminasi. Jumlah radiasi yang dipancarkan oleh objek meningkat dengan suhu, karena itu, termografi memungkinkan seseorang untuk melihat variasi suhu. Bila dilihat melalui kamera thermal imaging, benda-benda hangat menonjol baik terhadap latar belakang lebih keren; manusia dan lainnya berdarah panas hewan menjadi mudah terlihat melawan hari, lingkungan atau malam hari. Akibatnya, termografi sangat berguna kepada militer dan badan keamanan .
Thermography memiliki sejarah yang panjang, walaupun penggunaannya telah meningkat secara dramatis dengan aplikasi komersial dan industri dari lima puluh tahun terakhir. Pemerintah dan bandara termografi personil digunakan untuk mendeteksi kasus dugaan flu babi selama pandemi 2009. [1] Pemadam kebakaran menggunakan termografi untuk melihat melalui asap , untuk menemukan orang, dan untuk pelokalan dasar api.


PENGGUNAAN TERMOGRAFI
 Penggunaan dalam diagnosis kanker payudara
 Penyakit pembuluh darah
 Kencing manis
 Nyeri pada persendian lutut
 Cerebral vascular disease
 Dll

2.8 Contoh soal-soal termodhinamika
S U H U

Suhu suatu zat menunjukkan 400˚R. Berapa ˚K suhu tersebut?
Diket : R = 400˚
Dit : K…?
Jawab : K = ( 5/4 . R ) + 273
K = ( 5/4 . 400˚ ) + 273
K = 773˚
K A L O R

Es dengan massa 25 gram bersuhu -30˚C, kalori jenis es 0,5 kal/g.˚C, dipanaskan hingga menjadi air seluruhnya pada suhu 0˚C. Hitunglah kalor yang diperlukan! ( Llebur = 80 kal/g)
Diket : mes = 25 gram
t1 = -30˚C
t2 = 0˚C
ces = 0,5 kal/g.˚C
L = 80 kal/g
Dit : Qtotal … ?
Jawab : Qtotal = Q1 + Q2
= mes . ces . ∆t + mes . L
= 25 . 0,5 . -30 + 25 . 80
= (-375) + 2000
= 1625 kalori
 Tuliskan bunyi Asas Black!
Berbagai benda yang dicampur dan diisolasi sempurna terhadap lingkungan, banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda lainnya.
 Apa yang dimaksud dengan kalor laten?
Kalor Laten adalah banyaknya energi kalor Q yang diterima atau dilepas tiap satuan massa oleh suatu zat untuk berubah wujud.
 Es dengan massa 50 gram bersuhu -20˚C, kalori jenis es 0,5 kal/g.˚C, dipanaskan hingga menjadi air seluruhnya pada suhu 0˚C. Hitunglah kalor yang diperlukan! ( Llebur = 80 kal/g)
Diket : mes = 50 gram
t1 = -20˚C
t2 = 0˚C
ces = 0,5 kal/g.˚C
L = 80 kal/g
Dit : Qtotal … ?
Jawab : Qtotal = Q1 + Q2
= mes . ces . ∆t + mes . L
= 50 . 0,5 . -20 + 50 . 80
= (-500) + 4000
= 3500 kalori






BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan ). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang enersi yang berubah-rubah karena pergiliran panas dan usaha yang dilakukan.
Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian dan pnyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpidahan yang mengakibatkan terlaksanya suatu usaha.
Dengan demikian thermodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu fisika.dalam mempelajari ilmu termodinamika bukanhanya fenomena suhu tetapi juga tuntunan logika, sifat gas, larutan zat padat dan reaksi kimia.













DAFTAR PUSTAKA


www.google.com
www.ilmufisika.com
Missler, Chuck, Eastman, Mark, M.D."The Creator Beyond Time and Space", The Word for Today 1996, p.12-17
James S. Treifel, "The Moment of Creation", Scribner's and Son. p 141-142
H. Bondi and T. Gold, "The Steady State Theory of the Expanding Universe," Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, 108:252-270 (1948).
Patterson, John W., “Thermodynamics and Probability," in Evolutionists Confront Creationists, pages 132-150. Proceedings of the 63rd Annual Meeting of the Pacific Division of the American Association for the Advancement of Science, Vol 1, Part 3, April 30th 1983; Pacific Division of the American Association for the Advancement of Science, c/o California Academy of Science, Golden Gate Park, San Francisco, CA
Cramer, J.A., “General Evolution and the Second Law of Thermodynamics,” in Origins and Shape, D. L. Willis, ed., American Scientific Affiliation, Elgin, IL, 1978
Freske, S., “Creationist Misunderstanding, Misrepresentation, and Misuse of the Second Law of Thermodynamics,” Creation/Evolution, page 8, Issue IV (Spring), 1981. ( 2, 4-9)
Patterson, John W., “An Engineer Looks at the Creation Movement,” Iowa Academy of Science Proceedings, Vol 89, no. 2, page 55, 1982.
Morris, Henry M., The Twilight of Evolution, Baker Book House, Grand Rapids, MI 1982.
Mahan, Bruce H., College Chemistry, pages 288-289, Addison-Wesley, Reading, MA 1966
Linder, Maria (1991) Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme, dengan Aplikasi Klinis, edisi ke-2. New York: Elsevier.
Newsholme EA, dan Leech, AR (1994):. Biokimia untuk Medical York. Ilmu New Wiley.

tugas fisika biolistrk

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. W. W.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.

Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya.

Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada bapak, dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah Fisika. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Bukittinggi, Oktober 2010



Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3
BAB11 BIOLISTRIK / TERMODINAMIKA
2.1 Pengertian biolistrik …………………………………………… 4
2.2 Hukum-hukum biolistrik ……………………………………
2.3 Macam-macam gelombang arus listrik …........... 11
2.4 Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul pada tubuh …………………….... 17
2.5 Penggunaan listrik dan magnet pada tuPemeriksaan Berat Badan……………………………………………… 20
2.6 Pemeriksaan Tinggi Badan……………………………………………... 21

BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 23
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel terdapat ion h dan anion protein.
Penulis akan mengungkapkan bagaimana cara kerja biolistrik di dalam ilmu kesehatan pada makalah ini.
1.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang biolistrik di dalam ilmu kesehatan.











BAB II
PEMBAHASAN
(BIOLISTRIK / TERMODINAMIKA)

2.1 Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.


2.2. Hukum – Hukum Biolistrik

a. Besaran Pokok
- Medan Listrik
Medan listrik merupakan ruangan disekitar benda bermuatan listrik yang mengalami gaya tarik atau tolak.
Jika suatu benda yang bermuatan listrik diletakan di suatu ruangan, maka ruangan tersebut terdapat medan listrik. Jika benda lain yang bermuatan listrik di ruangan tersebut maka kedua benda akan mengalami gaya.
Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan sebagai besar gaya coloumb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan uji.
E = Kuat Medan Listrik : N/C
F = Gaya Coloumb : N
Qo = Besar Muatan Listrik : C
Menurut Hukum Coloumb besar gaya coloumb yang bekerja pada muatan uji :
F = K Q1 x Q2 berarti E = K Q1 . Q2
R2
Q
K = Tetapan = 9 x 109 NM2/C2
R = Jarak antara dua muatan = m
Q = muatan listrik pada sumber medan C
- Arus listrik
Muatan listrik adalah sejumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampung kawat dalam sekom ketika arus satu ampere melalui kawat itu. Hubungan muatan elemeter ℓ dengan coloumn =
I ℓ = 1,60 x Io-19C
Sifat – sifat muatan listrik :
a. muatan listrik digolongkan menjadi 2 jenis, muatan positif dan muatan negatif.
b. Muatan listrik sejenis tolak – menolak, muatan listrik tak sejenis tarik menarik.
- Potensial Listrik
Potensial listrik adalah perubahan energi potensial persatuan muatan ketika sebuah muatan diuji dipindahkan diantara dua titik.
Untuk mengatur potensial listrik digunakan alat ukur volt meter. Volmeter harus dipasang paraler dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur beda potensial atau tegangannya.
V = Kq
R
V = Potensial listrik = Joule / coloumb
K = Tetapan = 9 x 109 Nm2 / C2
q = muatan listrik = C
r = jarak anatara dua muatan = m
- Daya Listrik
Daya listrik adalah daya sebagai kecepatan melakukan usaha atau persatuan waktu :
Daya = usaha P = W
waktu t
P = watt (w)
W = usaha (j )
t = waktu (s)
b. Harga efektif arus dan potensial listrik
Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika beda potensial antara dua titik. Oleh karena itu pada tahun 1826 Georg Simon Ohm menyelidiki hubungan arus dan potensial listrik, beda potensial sebanding dengan kuat arus dan berbanding balik dengan hambatan penghantar .
Hukum Ohm :
V = R x I
V = beda potensial = Volt (v)
R = hambatan = Ohm (Ω)
I = kuat arus = ampere (A)
Hambatan listrik hasil bagi antara beda potensial antara ujung – ujung penghantar dan kuat arus yang melaluinya hambatan listrik diberi satuan Ohm (Ω)
Hambatan = beda potensial : R = V/I V = I x R
Kuat arus
Segitiga rumus tegangan atau hukum Ohm
1 kilo Ohm = 1000 Ohm
1 mega ohm = 1.000.000 Ohm
Hambatan listrik dapat diukur secara langsung dengan menggunakan Multi Meter / Avometer.

2.3 Macam-macam Gelombang Arus Listrik
1) Arus bolak-balik/sinusoidal
2) Arus setengah gelombang ( telah diserahkan)
3) Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
4) Arus searah murni
5) Faradik
6) Surged Faradic/sentakan sinusoidal
7) Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8) Galvanik yang interuptus
9) Arus gigi gergaji


2.4 Kelistrikan dan Kemagnetan yang Timbul dalam Tubuh
2.4.1 SISTEM SYARAF
 . a. Sistem Saraf Pusat :
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer.
Saraf perifer :
- Afferen : mengirim informasi ke otak / medula spinalis
- Eferen : dari otak atau medula spinalis ke otot dan kelenjar
 b. Sistem Saraf Otonom :
Mengatur organ dalam tubuh seperti jantung, usus dan kelenjar secara tidak sadar.

 KELISTRIKAN SARAF
 Kecepatan impuls serat syaraf : serat syarat berdiameter besar kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang berdiameter kecil
 Serat syarat ada 2 type :
1. Bermyelin :
banyak terdpt pd manusia. suatu insulator yang baik kemampuan mengaliri listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke simpul yang lain.
2. Tanpa myelin :
- Akson tanpa myelin diameter 1 mm kecepetan 20 -50 m/s.
- Akson bermyelin diameter 1 μm kecepatan 100 m/s.


Dalam keadaan normal
Na + diluar sel > Na + di dalam sel
Diukur dgn Galvanometer -90 mVolt  Polarisasi


Bagaimana agar ion Na+ tersebut masuk ??
Ada rangsangan listrik, mekanik atau kimia
Proses kelistrikan syaraf.
 KELISTRIKAN PADA SINAPSIS DAN NEUROMYAL JUNCTION.
 Sinapsis : Hubungan antara 2 buah syaraf.
 Neuromyal Junction : Berakhirnya saraf pada sel otot.
Memiliki kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang lain.
Pada saat depolarisasi, zat kimia pada otot bergetar/trigger  Kontraksi otot,
repolarisasi  Relaksasi otot.

2.4.2 KELISTRIKAN OTOT JANTUNG
 Otot Jantung (miokardium) berbeda dengan syaraf dan otot bergaris.
 Ion Na+ mudah bocor sehingga setelah repolarisasi,ion Na+ akan masuk kembali ke sel  Depolarisasi spontan.
 (nilai ambang dan potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar).
 Sel otot jantung akan mencapai nilai ambang dan potensial aksi pada kecepatan yang teratur  Natural Rate/kecepatan dasar membran sel.
• Untuk menentukan natural rate dihitung dari mulai depolarisasi spontan sampai nilai ambang setelah repolarisasi. Yang mempengaruhi :
1. Potensial membran istirahat.
2. Tingkat dari nilai ambang.
3. Slope dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang.
• Ada sekumpulan sel utama yang secara spontan menghasilkan potensial aksi yang akan dengan cepat mendepolarisasi sel otot miokardium yang sedang mengalami istirahat  Pace Maker / perintis jantung.


ELEKTRODA
 Untuk mengukur potensial aksi dengan memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron
 Bahan yang dipakai perak dan tembaga
Bahan elektroda : 1. Dapat disterilkan.
2. Tidak mengandung racun.
Biasanya Perak ( Ag ) ditutupi lapisan tipis perak Chlorida ( AgCl ).
 Perbedaan potensial sebesar 0,80 – 0,34 = 0,46 V, dijumpai apabila kedua elektroda disambungkan pada kedua tangan penderita.
Macam Elektroda
1. Elektroda Jarum ( Mikro elektroda )
Untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.

2. Elektroda Mikropipet
Dibuat dari gelas dgn diameter 0.5 μm. Untuk mengukur potensial biolistrik di dekat/dalam sebuah sel.
 Dapat menyalurkan elektroda dalam sebuah sel. Tahanan 10 MΏ.

3. Elektroda permukaan kulit.
Terbuat dari metal/logam yang tahan karat,misal perak,nikel atau alloy.
a) Bentuk plat.
Dipakai untuk mengukur potensial listrik permukaan tubuh EKG, EEG, dan EMG.
 Dipakai tahun 1917 à didaerah yg dipasangkan elektroda digosok dengan saline solution (air garam fisiologi). Diganti dengan Jelly atau pasta (elektrolit).

b) Bentuk Suction Cup
Dipakai waktu melakukan EKG.
c) Bentuk Floating
Type elektroda ngambang, agar mencegah kontak langsung antara logam dengan kulit.
d) Bentuk Ear Clip
Suatu elektroda sbg referensi pada EEG dan EKG.
e) Bentuk Batang
Suatu elektroda sbg referensi pada EEG dan EKG.

Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik.
Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
1) Magnetokardiografi (MKG)

MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9)
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.


2) Magnetoensefalogram (MEG)

MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
2.5 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh.

Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar.

Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi dalam 2 bentuk:
a. Listrik Berfrekwensi Rendah

Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus
DC yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.

b. Listrik Berfrekuensi Tinggi

Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di
bagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
2. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)

2.6 Magnetik Blood Flow Water

Alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi magnetis. Apabila suatu konduktor listrik digerakkan dalam medan magnet akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan gerakan ( Hukum Farady). Prinsip yang sama pula dipergunakan disini yaitu apabila konduktor bukan suatu melainkan pipa konduksi yang ditempati pada medan magnet dan dilewati zat cair.
Apabila darah melewati pipa konduksi tersebut, dengan rata-rata kecepatan V melewati medan magnet B maka tegangan yang dihasilkan antara elektroda dinyatakn:
Keterangan : V = Tegangan ( Volt)
B = Kuat Medan Magnet ( Gauss)
D = Diameter Pembuluh darah
V = Kecepatan ( m/sec)
Jumlah zat cair/darah dapat pula dihitung yaitu:

2.7 Syok Listrik

Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillon, kemudian diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari.
Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:
1. Syok Dengan Tujuan Tertentu
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri dikenal dengan nama “ Electric Convultion Teraphy”
2. Syok tanpa tujuan tertentu
Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :
a. Peralatan
Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator
b. Perorangan
Petugas-petugas yang kurang latihan
Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan
Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri maupun penderitar
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan “ Earth Syok”. Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan tinggi)
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok.

1. Dari Sudut Arus
a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
2. dari sudut parameter-paraameter lainya:
a. Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c. Duration
d. Berat Badan
e. Jalan yang ditempuh arus
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi alat-alat yang dipergunakan






ENERGI LISTRIK ENERGI CAHAYA

Sistem kelistrikan dalam tubuh manusia sesuai konsep ilmiah dapat memancarkan cahaya (aura). Sistem kelistrikan ini dibagi menjadi generator-generator energi yang disebut sebagai cakra. Ada 7 cakra utama yang banyak dipelajari, dan terletak di sepanjang ubun-ubun turun ke arah tulang belakang, sampai ke tulang ekor.
Ke tujuh cakra utama itu dikenal sebagai Cakra Mahkota, letaknya di ubun-ubun, Cakra Tenggorok di leher, Cakra Jantung di sekitar jantung, Cakra Solar Pleksus ada di atas pusar, Cakra Seks ada di bawah pusar, dan Cakra Dasar di tulang ekor.

Cakra ini dipersepsi sebagai wilayah tubuh yang menjadi pusat pembangkitan energi. lni memang konsep Kedokteran Timur. Sebagaimana Tusuk Jarum. Bahwa titik-titik tertentu di dalam tubuh manusia memiliki kemampuan menghasilkan energi atau terkait dengan sistem energial secara holistik. Dan secara ilmiah, memang telah bisa dibuktikan adanya tegangan listrik diantara organ-organ tertentu di dalam tubuh manusia seperti yang telah dijelaskan diatas.

Ke tujuh cakra utama itu secara empirik telah dibuktikan fungsi dan pengaruhnya. Meskipun masih perlu diteliti terus secara lebih mendalam. Di antaranya, cakra dasar adalah cakra yang disebut-sebut sangat berpengaruh pada munculnya warna merah pada aura seseorang.

Padahal sebagaimana kita ketahui, warna merah adalah warna yang menunjukkan sifat-sifat emosional, jiwa yang tertekan, ketergesa-gesaan, perhatian pada dunia fisik secara berlebihan, dan keberanian mengambil resiko. Maka berarti cakra dasar adalah cakra yang bertanggung jawab terhadap munculnya sifat-sifat tersebut.

Cakra kedua adalah cakra Seks. Cakra ini dikenal sebagai pusat munculnya warna jingga alias oranye. Disinilah pusat kreatifitas fisik. Warna jingga yang dominan menunjukkan sifat ketertarikan pada penampilan diri secara fisik. Baik diri sendiri maupun orang lain.
Orang yang memiliki warna jingga suka berdandan dan menjadi pusat perhatian. Ia senang bergaul dan bersifat hedonistik alias suka bersenang-senang.

Cakra ketiga disebut Cakra Solar pleksus, letaknya di atas pusar. Ia adalah pusat energi yang bertanggungjawab terhadap munculnya warna kuning. Warna ini menunjukkan sifat-sifat egoistik dan ambisi.
Orang yang memiliki warna kuning memiliki ambisi dan cita-cita kuat untuk menjadi penguasa. Energik dan cerdik. Tapi warna ini juga berkait erat dengan tingkat stress yang tinggi.

Cakra ke empat adalah Cakra Jantung, bertanggungjawab terhadap munculnya warna hijau. Di sini muncul getaran-getaran halus yang berkait dengan sifat-sifat lemah lembut. Rasa empati dan kasih sayang, muncul dari generator energi di sini.

Cakra ke lima adalah Cakra Tenggorokan. lnilah cakra penghasil warna biru. Jika cakra ini aktif, maka tubuh kita akan didominasi warna biru. Warna ini erat kaitannya dengan keilmuan dan rasionatitas. Perlumbuhan dan progresifitas. Keinginan mencari realitas hakikat. Makna hidup.

Cakra ke enam berada di kening. Sering disebut sebagai Cakra Mata Ketiga. Generator energi ini menghasilkan warna nila. Ia menggambarkan munculnya intuisi dan spiritualitas pada pemilik aura tersebut. Ia semakin tertarik kepada realitas-realitas di 'dunia dalam'. Inner cosmos. Hal-hal gaib.

Cakra ke tujuh berada di ubun-ubun, menghasilkan warna ungu. Warna ini menunjukkan intensitas spiritualitas yang tinggi. Perhatiamya kepada hal-hal yang bersifat duniawi sangat rendah. Ia lebih tertarik kepada meditasi, tafakur, berdzikir, menyendiri, mencari hubungan dengan Tuhan, dan hal-hal yang bersifat spiritual.

Warna ini sering juga muncul pada para seniman yang sedang asyik menuangkan karya-karyanya. Atau pada para ilmuwan yang sedang asyik meneliti rahasia alam. Membuka tabir keilmuan semesta.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap aktifitas seseorang akan mempengaruhi terhadap pancaran gelombang elektomagnetik yang ditimbulkan dari dalam tubuhnya. Pancaran cahaya tertinggi adalah bagi mereka yang senantiasa meningkatkan kualitas spiritualitasnya karena pada dasarnya manusia memiliki dimensi cahaya yang bersemayam sebagai ruh. Ruh inilah unsur ketuhanan yang melekat pada setiap manusia.

“Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al-Hijr: 29)

Potensi ruh yang ada pada setiap manusia sesungguhnya dapat membangkitkan energi listrik dalam tubuhnya. Jantung sebagai generator utama penentu kualitas cahaya yang dipancarkan keluar. Cahaya itulah yang dimaksud sebagai cahaya iman.
Allah SWT. berfirman dalam surat ke 66, At-Tahrim ayat 8:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahriim: 8)
Ayat tersebut memberi gambaran kepada kita bahwa dengan adanya sistem kelistrikan dalam tubuh, maka seseorang dapat meningkatkan kualitas cahaya tubuhnya dengan memperbanyak ibadah dan amal shaleh.

“(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". (QS. Al-Hadiid: 12)
Sekalipun ayat diatas menjelaskan tentang keadaan orang beriman di surga tapi pada hakekatnya adalah manifestasi dari apa yang dilakukan di dunia. Cahaya hang terpancar dari dalam tubuh manusia hanya dapat di lihat dengan alat bantu teknologi yang dikembangkan saat ini.














BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.
3.2. Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belums sepenuhnya sempurna. Untuk itu dapat kiranya ,,enerikan kritik dan saran mengenai makalah ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jumat, 12 November 2010

ABORSI ( tugas agama ! )

ABORSI



Oleh:
Gita Opira
NPM: 10103084015242
( D-111 Keperawatan 1B)





Dosen Pembimbing:
Alimir, MPI





Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis
Bukittinggi
2010/2011

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. W. W.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.

Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya.

Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada bapak, dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah Agama. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Bukittinggi, Oktober 2010



Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3
BAB11 ABORSI
2.1 Pengertian aborsi ………………............................................................ 4
2.2 Macam-macam aborsi ………………………………………………… 4
2.2.1 Aborsi Spontan………………………………………………….. 4
2.2.2 Aborsi Buatan………………………………………………….... 4
2.2.3 Aborsi Teraupeutik…………………………………………….... 5
2.3 Resiko Aborsi pada kesehatan………………........................................ 5
2.4 Nilai-nilai yang bertentangan dengan aborsi ......................................... 7
2.4.1 Nilai Pancasila .............................................................................. 7
2.4.2 Nillai Agama................................................................................. 8
2.4.3 Nilai yuridis................................................................................... 9

BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 11













BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis

1.2 Tujuan Pembahasan
Agar pembaca makalah mengetahui apa yang dimaksud dengan aborsi, macam-macam aborsi, dampak aborsi pada segi kehidupan, dan hukum-hukum aborsi.

1.3 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan aborsi?
• Apakah macam-macam dari aborsi tersebut?
• Apa sajakah dampak seseorang yang melakukan aborsi?
• Apakah hukum-hukum dan nilai yang mengatur dan yang timbul akibat aborsi?








BAB 11
PEMBAHASAN
ABORSI


2.1 Pengertian aborsi

Cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
2.2 Macam-macam Aborsi
2.2.1 Aborsi spontan / alamiah
berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan
2.2.2
Aborsi buatan / sengaja
adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

2.2.3 Aborsi terapeutik / medis
adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

2.3 Resiko Aborsi pada kesehatan
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
 Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
 Kanker hati (Liver Cancer).
 Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ;
 penderitaan kehilangan harga diri (82%),
 berteriak-teriak histeris (51%),
 mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%),
 ingin bunuh diri (28%),
 terjerat obat-obat terlarang (41%),
 dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%).


2.4 Nilai-nilai yang ditimbulkan akibat aborsi
2.4.1 Nilai Pancasila

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman.
Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Keempat, Perubahan Zaman.

2.4.2 Nilai Agama

Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.
Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku aborsi. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32 )
Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)


2.4.3 Nilai Yuridis/Hukum

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia atas.
Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun.
Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas.





BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dan memiliki banyak dampak yang sangat merugika bagi seseorang yang melakukannya. Sehingga hal ini pun menyalahi nilai-nilai yang timbul di dalam masyarakat.
Sehingga aborsi diharamkan melakukannya, karena dapat mengakhiri kehidupan yang akan tumbuh ke dunia ini.



















DAFTAR PUSTAKA


www.nimas’sanggeraniblogs.com
www.aborsi.net
www.aborsi.org
www.google.com

Sabtu, 06 November 2010

pemeriksaan tanda vital

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. W. W.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.

Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya.

Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada bapak, dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah KDM. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Bukittinggi, Oktober 2010



Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3
BAB11 PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
2.1 Pemeriksaan Tekanan Darah…………………………………………… 4
2.2 Pemeriksaan Suhu……………………………………………………… 9
2.3 Pemeriksaan Pernafasan…………………………………………........... 11
2.4 Pemeriksaan Denyut Nadi…………………………………………….... 17
2.5 Pemeriksaan Berat Badan……………………………………………… 20
2.6 Pemeriksaan Tinggi Badan……………………………………………... 21

BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 23


















BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan pemeriksaan tanda-tanda vital sangat diperlukan. Karena dengan pemeriksaan tersebutlah kita dapat membuat beberapa diagnosa tentang apa yang dialami oleh klient (pasien) kita. Ada beberapa pemeriksaan fisik, diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, denyut nadi, tekanan darah, suhu, tinggi badan, maupun berat badan.

1.2 Tujuan Pembahasan
Tujuan melakukan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan data-data objektif yang nantinya akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni, diagnosa keperawatan.

1.3 Rumusan Masalah
• Apa sajakah pemeriksaan tanda-tanda vital?
• Apakah guna dari pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut?
• Apa sajakah alat yang diperlukan dalam melakukan pemeiksaan fisik?
• Apakah langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik?














BAB 11
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA
VITAL
Vital Sight
Vital Sight (Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital) :
1. Tekanan darah
2. Suhu
3. Pernapasan
4. Denyut nadi
5. Berat Badan
6. Tinggi Badan
2.1 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressure. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan metode yaitu:
• Metode Langsung: Metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus
• Metode Tak Langsung: Metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan 2 cara yaitu
o Palpasi yang mengukur tekanan sistolik tanpa menggunakan stetoskop dan
o Auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan stetoskop
Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shunt arterivena, graft, operasi payudara, ketiak serta pengangkatan limfe, lengan/ tangan yang mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan keras
TUJUAN
Mengetahui nilai tekanan darah
ALAT dan BAHAN
1. Sfigmomanometer (Tensimeter) yang terdiri dari:
o Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
o Manset udara
o Slang karet
o Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital
4. Pena
PROSEDUR KERJA
Cara Palpasi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita
8. Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dengan cara ini menemukan tekanan diastolik
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Cara Auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita
8. Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi terdengar nilai ini menunjukkan tekanan sistolik dan catat mmHg denyut nadi yang terakhir terdengar, niali ini menunjukkan tekanan dastolik.
o Suara Korotkoff I : Menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
o Suara Korotkoff IV/V: Menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi
13. Catat hasilnya pada catatan pasien
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
No NAMA PASIEN PEMERIKSA HASIL TEKANAN DARAH (mmHg)
Berbaring Duduk Berdiri
1
2
3

Tabel tekanan darah
No USIA Tekanan
Sistole (mm Hg ) Tekanan
Diastole (mm Hg )
1
2
3
4
5 Bayi
Anak 7 - < 10 th Ø 10 - < 19 th Laki- laki Perempuan Usia tengah Usia lanjut 65 – 115 87 – 117 124 – 136 124 – 127 120 140 – 160 42 – 80 48 – 64 77 – 84 63 – 74 80 80 – 90 Cara Lainnya: 1). Persiapan alat 1. sphygmomanometer air raksa lengkap dengan manset. 2. stetoscope 3. antiseptik 2). Persiapan pasien 1. Jelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan tekanan darah 2. Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila dipompa akan menekan, sehingga terasa tidak enak/ kesemutan . 3). Cara pemeriksaan 1. pemeriksa mencuci tangan 2. mintalah pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan diperiksa, sehingga tidak ada penekanan pada a. brachialis. 3. posisi pasien bisa berbaring, setengah duduk atau duduk yang nyaman dengan lengan bagian volar diatas. 4. Gunakan manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien 5. pasanglah manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yg menekan tepat diatas arteri brachialis. 6. pastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset. 7. Istirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan pastikan pasien merasa santai dan nyaman. 8. hubungkan manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak dan level air raksa setinggi jantung 1. raba denyut a. brachialis pada fossa kubiti dan a. radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah ( untuk memastikan tidak ada penekanan ) 2. pastikan mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil pengukuran tepat ) 3. tutup katup pengontrol pada pompa manset 4. pastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, raba denyut a. brachialis 5. pompa manset sampai denyut a brachialis tak teraba lagi 6. kemudian pompa lagi sampai 20 – 30 mm Hg ( jangan lebih tinggi, sebab akan menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit akan meningkatkan tensi ) 7. letakkan kepala stetoskop diatas a brachialis 8. Lepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mm Hg per detik atau 1 skala perdetik 9. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis ( Korotkoff I ) è ini adalah tekanan sistolik 10. pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah ( Korotkoff IV ) è tekanan diastolik 11. lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien. 12. Bersihkan earpiece dan diafragma stestokop dengan disinfektan 13. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik 14. informasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan Catat pada kartu status. 2.2 PENGUKURAN SUHU Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal dan aksila. TUJUAN TINDAKAN Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh. Alat dan Bahan 1. Termometer 2. 3 buah botol: o Botol 1 berisi larutan sabun o Botol 2 berisi larutan desinfektan o Botol 3 berisi air bersih 3. Bengkok 4. Kertas / tissue 5. Vaselin 6. Buku catatan suhu 7. Sarung tangan Prosedur Kerja PEMERIKSAAN SUHU ORAL 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien 5. Tentukan letak bawah lidah 6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi 8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit 9. Angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catat hasil 11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan PEMERIKSAAN SUHU AKSILA 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien 5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue 6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada) 8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 9. Catat hasil 10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan PEMERIKSAAN SUHU REKTAL 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien dengan posisi miring 5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat) 6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline 7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C. 8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu 9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catat hasil 11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. 13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2.3 PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil. TUJUAN 1. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan 2. Menilai kemampuan fungsi pernafasan. INSPIRASI EKSPIRASI Diafragma Kontraksi ( tampak datar ) Relaksasi ( melengkung keatas ) Tulang iga ( costae ) bergerak keatas & keluar bergerak kebawah & kedalam Tulang dada Bergerak keluar Bergerak kedalam Rongga dada membesar mengecil Paru-paru mengembang mengempis Frekuensi napas normal tergantung umur : • Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit • Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit • usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit • dewasa 16 – 20 x/menit. • Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit • Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut • Apnea : Bila tidak bernapas . 1). Persiapan alat 1. Alat pengukur waktu (jam, stopwatch) 2. Buku pencatat 3. Alat pencatat (pensil, pena) 2). Persiapan pasien 1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas 2. Posisi pasien berbaring, kecuali dalam kondisi tertentu. 3). Cara pemeriksaan 1. tempatkan satu telapak tangan pasien diatas dada 2. Rasakan gerakan napas dengan memegang tangan pasien atau dengan melihat gerakan dada/ tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas 3. Hitung frekuensi napas selama satu menit 4. informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status 1. . Pemeriksaan pernapasan adalah serupa dengan semua ujian sistem besar yang Anda tidak melompat dan mulai mendengarkan paru-paru langsung.. Ujian akan termasuk tangan, wajah, leher dan akhirnya dada.. Anda harus menjelaskan hal ini kepada pasien sebelum memulai pemeriksaan Anda.. Menempel pada akrab: Lihat, Rasakan, Dengarkan. 2.. Pertama, Anda harus memiliki pandangan umum pasien.. Anda harus memeriksa apakah mereka merasa nyaman pada saat istirahat, apakah mereka melihat tachypnoeic, apakah mereka menggunakan otot aksesori, apakah ada kelainan jelas dada. Juga anda harus memeriksa setiap petunjuk di sekitar tempat tidur seperti inhaler, masker oksigen atau rokok. 3.. Selanjutnya Anda harus pindah ke tangan.. Panas, pinggiran merah muda mungkin merupakan tanda retensi karbon dioksida.. Carilah tanda-tanda clubbing atau nikotin pewarnaan.. Juga anda harus meminta pasien untuk memperpanjang lengan mereka dan ayam pergelangan tangan mereka sampai 90 º. Amati tangan dalam posisi ini selama 30 detik, sebuah flap kasar mungkin juga menjadi tanda retensi karbon dioksida. 4. Sementara pada pergelangan tangan Anda juga harus mengambil nadi pasien.. Sebuah pulsa berlari dapat menunjukkan retensi karbon dioksida. Setelah Anda telah mengambil pulsa disarankan untuk menjaga tangan Anda dalam posisi yang sama dan halus tingkat respirasi bangsawan pasien. This helps to keep it as natural as possible. Hal ini membantu untuk menyimpannya sebagai sewajar mungkin. 5.. Anda sekarang harus bergerak sampai ke wajah.. Minta pasien untuk menjulurkan lidah mereka dan perhatikan warnanya - memeriksa sianosis.. Juga meminta mereka untuk menaikkan lidah mereka dan cek sana. 6.. Carilah setiap penggunaan otot aksesori seperti otot sternocleidomastoid.. Juga meraba untuk node supraklavikula kiri (Virchow's Node) sebagai node diperbesar (Troisier Teman Daftar) mungkin menyarankan metastasis kanker paru-paru. 7. Pemeriksaan sekarang bergerak ke dada.. Luangkan waktu untuk mengamati dada mencari setiap kelainan seperti perubahan dalam kandang bentuk tulang rusuk, atau bekas luka - ingat ini mungkin dalam aksila atau di belakang. 8.. Pertama merasa antara kepala dua clavicles untuk trakea.. Jika menyimpang, mungkin menyarankan tumor atau pneumotoraks. 9.. Letakkan tangan Anda kuat pada dinding dada dengan pertemuan ibu jari Anda di garis tengah.. Minta pasien untuk menarik napas dalam-dalam dan perhatikan ibu jari Anda bergerak terpisah jarak.. Biasanya ini harus paling sedikit 5 cm. You. Anda harus mengukur ini di bagian atas dan bawah paru-paru serta di bagian belakang. 10.. Perkusi harus dilakukan pada kedua belah pihak, membandingkan kawasan serupa di kedua sisi.. Anda harus mulai dengan menekan pada klavikula yang memberikan indikasi dari resonansi di puncak.. . Kemudian mengetok biasanya untuk bidang paru-paru keseluruhan. Hyper-resonansi mungkin menyarankan paru-paru runtuh di mana sebagai hipo-resonansi atau kusam menunjukkan konsolidasi seperti di infeksi atau tumor.. Pastikan untuk melakukan ini di bagian belakang juga. 11. Pada titik ini Anda harus memeriksa fremitus vokal taktil. '. Tempatkan tepi medial tangan Anda di dada dan meminta pasien untuk mengatakan '99 '.. Lakukan ini dengan tangan Anda di daerah atas, tengah dan bawah kedua paru. . Ini lagi memberikan suatu usulan konstitusi dari jaringan dalam ke tangan Anda. 12.Lakukan ini di semua bidang baik paru-paru dan di depan dan belakang membandingkan sisi satu sama lain.. Mendengarkan setiap suara bernapas dikurangi, atau ditambah suara seperti crackles, mengeluarkan bunyi atau ronki. 13. Sementara menggunakan stetoskop, minta pasien untuk lagi mengatakan 'sementara mendengarkan '99 di semua bidang - ini adalah tes diandalkan lebih dari satu yang dijelaskan sebelumnya. 14.. Selesai dengan memeriksa kelenjar getah bening di kepala dan leher.. Mulai di bawah dagu dengan node submental, bergerak sepanjang ke submandibular kemudian ke bagian belakang kepala pada node oksipital.. Berikutnya meraba pra dan pasca node aurikularis dan. Pindahkan ke bawah serviks rantai ke node supraklavikula. Frekuensi pernafasan No UMUR RENTANG (kali/menit) NILAI RATA-RATA WAKTU TIDUR (kali/menit) 1 Neonatus 30 – 60 35 2 1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30 3 1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25 4 3 tahun – 4 tahun 20 – 30 22 5 5 tahun – 10 tahun 15 – 30 18 6 10 tahun lebih 15 – 30 15 2.4 DENYUT NADI Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu : 1. Arteri radialis Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin 2. Arteri Brankialis Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant 3. Arteri Karotid Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal : • Normal : 60 – 100 x / menit, • Bradikardi : < 60 x / menit • Takhikardi : > 100. x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit
b. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit
c. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit
d. usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit
e. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit
Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan :
i. Tidak teraba denyut : 0
ii. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
iii. Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
iv. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah hilang : + 3

1. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADI
pemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :

a. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI RADIALIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
6. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
b. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI BRAKIALIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
6. Hitung jumlah denyut selama satu menit
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku
c. PEMERIKSAAN FREKWENSI DENYUT ARTERI KAROTIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien tentang perlunya pemeriksaan ini.
2. Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih
2. minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
3. pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
5. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan yang akan diperiksa
6. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari rangsangan sinus karotid
7. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus bagian medial
8. Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan napas
9. Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan 2. Bila irama tidak teratur hitung selama 1 menit

2.5 PEMERIKSAAN BERAT BADAN

1). Persiapan alat
1. timbangan badan
2. alat pencatat
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan timbangan badan berfungsi baik dan stel penunjuk pada titik nol.
2. pastikan tidak ada beban ditubuh pasien yang mempengaruhi penimbangan.
3. pasien diminta naik keatas timbangan atau bila bayi baringkan diatasnya.
4. perhatikan angka tempat penunjuk berhenti
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status




2.6 PEMERIKSAAN TINGGI BADAN

1). Persiapan alat
1. meteran pengukur tinggi badan
2. penggaris atau sejenis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan proses dan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan meteran pengukur berfungsi baik ( tergantung macam )
2. minta pasien berdiri tegak sejajar pengukur
3. pemeriksan menggunakan penggaris atau sejenis menaruh di ubun-ubun pasien sejajar dengan tempat pijakan
4. perhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris ( centimeter / inchi )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status.
E. PEMERIKSAAN ELASTISITAS KULIT
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).
1). Persiapan alat
1. stop watch
2. tissue
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring, atau duduk.
2) cara pemeriksaan
1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang akan diperiksa terbuka
2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan tissue
3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk pada kulit,
4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang diperlukan kulit untuk kembali seperti semula ( dalam detik )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status

BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan pemeriksaan tanda-tanda vital sangat diperlukan. Karena dengan pemeriksaan tersebutlah kita dapat membuat beberapa diagnosa tentang apa yang dialami oleh klient (pasien) kita. Ada beberapa pemeriksaan fisik, diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, denyut nadi, tekanan darah, suhu, tinggi badan, maupun berat badan.
Tujuan melakukan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan data-data objektif yang nantinya akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni, diagnosa keperawatan






















DAFTAR PUSTAKA


.Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakrata : EGC : 2004
www.kapukonline.com
www.lenterabiru.com
www.medicineplus.com
www.google.com